Polusitanah dapat menyebabkan tingkat kesuburan menjadi berkurang, sehingga apabila tidak segera ditindaklanjuti, maka kemungkinan terbesarnya adalah tanaman menjadi mudah layu. Tidak hanya itu saja, apabila tumbuhan terus menerus berada dalam tanah yang tercemar, maka hasil dari tumbuhan tersebut tidak akan maksimal, hal ini tentunya juga merugikan bagi para petani ladang.
Ilustrasi polusi Jakarta. Foto Jamal Ramadhan/kumparanKondisi udara Jakarta semakin parah. Pada Selasa 25/6 lalu, ibu kota Indonesia ini menjadi kota dengan tingkat polusi udara terburuk di data AirVisual, nilai air quality index AQI Jakarta mencapai 240. Angka itu diolah AirVisual dari data yang didapat dari tujuh alat pengukur kualitas udara yang tersebar di DKI AQI berdasarkan enam jenis polutan utama, mulai dari PM 2,5, PM 10, karbon monoksida, asam belerang, nitrogen dioksida, hingga ozon permukaan paling disorot adalah PM 2,5 dan PM 10. Lantas, apa itu PM 2,5 dan PM 10? Berikut polusi udara di sejumlah titik di Jakarta. Foto AirVisualParticulate Matter PM 2,5 adalah partikel halus di udara yang ukurannya 2,5 mikron atau lebih kecil dari itu. Menurut penjelasan Departement of Health New York, AS, PM 2,5 bisa mengurangi jarak pandang dan terlihat agak berkabut ketika jumlahnya PM 10 adalah partikel udara yang berukuran lebih kecil dari 10 mikron, menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika BMKG.PM 2,5 memiliki lebar sekitar 2 sampai 1,5 mikron. Ukurannya ini membuatnya 30 kali lebih kecil dibanding lebar rambut manusia. PM 10 ukurannya bisa lebih besar, tapi risiko bahayanya halusnya, organisasi pecinta lingkungan Greenpeace Indonesia menyarankan masyarakat tidak menggunakan masker biasa. Mereka diminta memakai masker N95, karena mampu menyaring partikel asap berukuran kecil di bawah PM PM 2,5 membuatnya bisa masuk hingga ke dalam paru-paru. Paparan PM 2,5 dalam waktu sebentar saja sudah cukup untuk menyebabkan masalah pada mata, hidung, tenggorokan, iritasi paru, batuk, bersin, pilek, dan napas 2,5 juga dapat mengganggu fungsi paru dan memperburuk penyakit asma dan jantung. Sebuah riset yang dipublikasikan di The Journal of Investigative Medicine mengungkap, PM 2,5 meningkatkan risiko kanker riset lain juga menunjukkan sejumlah kondisi kesehatan akibat PM 2,5, mulai dari bronkitis radang cabang tenggorok kronis dan kanker 2,5 berasal dari banyak sumber. Di luar ruangan, sumbernya berasal dari asap mobil, truk, dan bus. Segala sesuatu yang melibatkan pembakaran bahan bakar, seperti kayu dan minyak, adalah sumber dari PM 2,5. Kebakaran hutan dan rumput juga menjadi sumber PM 2,5 halus ini juga bisa terbentuk akibat reaksi gas atau air di atmosfer dengan senyawa dari pembangkit listrik. Reaksi kimia ini dapat terjadi jauh dari sumber emisi. Bahkan, kejadian seperti erupsi gunung berapi juga bisa meningkatkan konsentrasi PM 2, di dalam ruangan, PM 2,5 bisa ditemukan dari rokok, memasak, membakar lilin, atau penggunaan pemanas berbahan ambang aman paparan PM 2,5 dan PM 10Pada 1987, Badan Kesehatan Dunia World Health Organization/WHO membuat buku petunjuk mengenai kualitas udara pertamanya bernama air quality guidelines AQGs. Sejak saat itu, informasi di dalam buku terus Orang Pakai Masker. Foto AFP/JEWEL SAMADEdisi terakhir AQGs mengenai polutan udara terbit pada 2006 lalu. Di dalamnya ada batas ambang aman PM 2,5 dan PM 10. Menurut WHO, ambang batas aman paparan PM 2,5 dalam durasi waktu 24 jam adalah 25 mikrogram/m3. Sedangkan paparan PM 10 adalah 50 mikrogram/ itu, Indonesia memiliki ambang batas paparan PM 2,5 adalah 65 mikrogram/m3. Menurut organisasi Wahana Lingkungan Hidup Indonesia atau Walhi, nilai ini tiga kali lipat lebih lemah daripada Serikat juga memiliki ambang batas paparan PM 2,5 yang berbeda dengan WHO. Menurut data dari AirVisual, di AS ambang batas paparan PM 2,5 yang baik adalah 12 mikrogram/m3, sedangkan untuk tingkat sedang adalah antara 13-35 mikrogram/m3. Sementara untuk tingkat tidak sehat adalah antara 56-150 mikrogram/m3. Selainitu, zat PM2.5 yang terkadung dalam polusi udara ini juga mampu untuk memasuki sistem peredaran darah yang pada akhirnya bisa membahayakan kesehatan. Prabu menjelaskan bahwa kualitas udara di Jabodetabek pada pagi hari yakni antara pukul 04.00 WIB hingga 09.00 WIB menunjukkan kualitas udara berada di tingkat yang buruk, atau tidak sehat.

Jakarta - Setiap tahun, paparan polusi udara diperkirakan menyebabkan 7 juta kematian dini dan mengakibatkan hilangnya jutaan tahun kehidupan yang lebih sehat. Alasan ini yang melatari Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO merevisi Pedoman Kualitas Udara Global AQG yang telah berusia 15 baru WHO merekomendasikan perubahan tingkat kualitas udara untuk 6 polutan klasik, di mana bukti telah menunjukkan efek kesehatan paling tinggi dari paparan polutan-polutan ini. Keenamnya adalah partikulat atau debu halus PM, ozon O3, nitrogen dioksida NO2, sulfur dioksida SO2 dan karbon monoksida CO. “Pedoman Kualitas Udara Global yang baru dari WHO memberi bukti yang jelas tentang kerusakan yang ditimbulkan oleh polusi udara pada kesehatan manusia, bahkan pada konsentrasi polutan yang lebih rendah daripada yang dibuat sebelumnya,” kata Maria Neira, Direktur Departemen Lingkungan, Perubahan Iklim dan Kesehatan di WHO, dalam keterangan tertulis yang dibagikan WHO, Rabu 22 September pedoman terbarunya, WHO menetapkan standar kualitas udara yang semakin tinggi angka semakin kecil dari 15 tahun lalu. Untuk polutan debu halus berukuran kurang dari 2,5 mikrometer, PM2,5, misalnya. Jika dalam standar yang dibuat pada 2005 lalu menetapkan nilai ambang batas pajanan tahunan sebesar 10 mikogram per meter kubik, kini menjadi 5 saja. Untuk hariannya atau 24 jam juga ditinggikan standarnya dari 25 menjadi kurang dari 15 mikrogram per meter polutan NO2 juga sama. Nilai ambang batas paparan aman tahunan ditinggikan dari semula 40 menjadi 10 mikrogram per meter kubik. Kalau di pedoman lama tak menetapkan angka ambang batas pajanan harian, kini ditetapkan sebesar 25 mikrogram per meter kecenderungan yang sama, untuk PM10 kini memiliki ambang baku mutu untuk paparan tahunan tak boleh lebih dari 15 dan untuk 24 jam atau harian tak boleh melewati 45 mikrogram per meter kubik. Untuk SO2 dan CO masing-masing nilai ambang batas paparan harian 40 dan 4 mikrogram per meter kubik jika ingin memiliki kualitas udara panduan terbaru WHO untuk konsentrasi O3 yang diizinkan untuk kriteria kualitas udara yang sama adalah 60 dan 100 mikrogram per meter kubik untuk, masing-masing, ambang batas pajanan kala peak season dan rata-rata 8 penelitian CREA Centre for Research on Energy and Clean Air mengadaptasi metodologi yang menggabungkan pemantauan dari satelit dan darat, mengestimasi jika Indonesia dapat menerapkan pedoman kualitas udara terbaru dari WHO, maka dapat meminimalisasi jumlah kematian beserta masalah yang disebabkan oleh polusi udara, sebagai berikut1. Kematian akibat stroke a. Jumlah observasi kasus b. Dengan pedoman WHO 2005 kasus c. Dengan pedoman WHO 2021 kasusIklan 2. Kematian akibat kanker paru a. Jumlah observasi kasus b. Dengan pedoman WHO 2005 kasus c. Dengan pedoman WHO 2021 kasus3. Kematian akibat infeksi saluran pernapasan bawah a. Jumlah observasi kasus b. Dengan pedoman WHO 2005 kasus c. Dengan pedoman WHO 2021 kasus4. Kematian akibat penyakit paru obstruktif kronis PPOK a. Jumlah observasi kasus b. Dengan pedoman WHO 2005 kasus c. Dengan pedoman WHO 2021 kasus5. Kelahiran prematur a. Jumlah observasi kasus b. Dengan pedoman WHO 2005 kasus c. Dengan pedoman WHO 2021 - kasus6. Kasus baru asma pada anak a. Jumlah observasi kasus b. Dengan pedoman WHO 2005 kasus c. Dengan pedoman WHO 2021 kasus7. Cuti karena sakit a. Jumlah observasi kasus b. Dengan pedoman WHO 2005 kasus c. Dengan pedoman WHO 2021 kasusBaca jugaProfesor di Inggris Tanpa Kepastian jika Semua Anak Sekolah Terinfeksi Covid-19

KESELAMATAN& KESEHATAN KERJA PERTAMBANGAN : 1. Jelaskan perbedaan tanggungjawab antara Pengawas Operasional dan Pengawas Teknis Tambang! Tanggung jawab pengawas operasional dititik beratkan terhadap orang/pekerja (bawahan atau orang yang ditugaskan kepadanya) sedang pengawas teknis bertanggungjawab terhadap alat, listrik dan permesinan. Sesuai Menuruttingkat pencemaran Menurut WHO, tingkat pencemaran didasarkan pada kadar zat pencemar dan waktu (lamanya) kontak. Tingkat pencemaran dibedakan menjadi 3, yaitu sebagai berikut : 1. Pencemaran yang mulai mengakibatkan iritasi (gangguan) ringan pada panca indra dan tubuh serta telah menimbulkan kerusakan pada ekosistem lain. WHOmembagi jenis pencemaran menurut tingkat pencemarannya didasarkan pada kadar zat pencemar dan waktu (lamanya) kontak. Tingkat pencemaran dibedakan menjadi tiga, yaitu: Pencemaran yang mengakibatkan iritasi (gangguan) ringan pada panca indra dan tubuh, serta telah menimbulkan kerusakan pada ekosistem lain, seperti gas buangan kendaraan bermotor yang menyebabkan mata pedih. E8j6.
  • 7v5q4kzaxu.pages.dev/136
  • 7v5q4kzaxu.pages.dev/433
  • 7v5q4kzaxu.pages.dev/323
  • 7v5q4kzaxu.pages.dev/498
  • 7v5q4kzaxu.pages.dev/366
  • 7v5q4kzaxu.pages.dev/189
  • 7v5q4kzaxu.pages.dev/81
  • 7v5q4kzaxu.pages.dev/408
  • jelaskan tingkat polusi berdasarkan kadar zat polusi